Post Page Advertisement [Top]

news

TIANSA REPORT 3



Economic Analysis
Sentimen Positif


  1. Bank Indonesia (BI) tahun ini telah dua kali menurunkan tingkat suku bunga acuannya (BI 7-day repo rate) sebanyak 50 basis poins (bps). Namun, transmisi kebijakan yang dilakukan BI tersebut masih belum diikuti penurunan suku bunga kredit perbankan.Atas dasar hal tersebut, BI memperkirakan suku bunga kredit hingga akhir tahun hanya bisa tumbuh di kisaran 8% hingga 10%. "Sehingga, cerminannya ada di pertumbuhan ekonomi kita yang mungkin hanya tumbuh di kisaran 5,1%-5,4%,"
  2.  suku bunga kredit dan suku bunga simpanan berjangka mengalami penurunan yang mencerminkan pengaruh pelonggaran kebijakan moneter melalui transmisi suku bunga. Seperti diketahui Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) pada 20 dan 22 September 2017 kembali menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis point dari 4,50% menjadi 4,25%. Ke depan, intermediasi perbankan diperkirakan akan membaik sejalan dengan penurunan suku bunga acuan dan pelonggaran kebijakan makroprudensial oleh Bank Indonesia, serta kemajuan dalam konsolidasi perbankan dan korporasi. Selain itu, pembiayaan perekonomian melalui pasar modal diharapkan juga semakin membaik sejalan dengan langkah-langkah pendalaman pasar keuangan.
  3. Harga pangan dunia mengalami sedikit peningkatan harga pada September ini. Pendorong kenaikan ini adalah valuasi yang lebih tinggi pada sektor minyak nabati dan susu. Laporan dari FAO food and agriculture organization mengatakan harga minyak dunia sayur dan susu berada di belakang kenaikan harga pangan dari seluruh indeks. Harga pangan berada di posisi 178,4 di september naik 1,4 point atau 0,8% dari bulan Agustus. Indeks harga pangan FAO mengukur perubahan harga bulanan untuk bahan pangan seperti sereal, minyak sayur, susu, daging dan gula. Tambahan dari FAO bahwa produksi sereal global akan menjadi 2,61 miliyar per ton pada musim 2017 sampai 2018, meningkat di atas rekor tahun lalu 750 juta per ton. Hal ini merupakan sentimen positif bagi perusahaan pangan tersebut, para investor akan memasukkan dananya karena harga saham meningkat khususnya pada produksi minyak sayur, susu serta sereal. Namun demikian jika harga pangan naik maka akan menaikkan inflasi dan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar dan akan meningkatkan suku bunga. Hal ini merupakan sentimen negatif bagi kebanyakan perusahaan karena beban pelunasan kredit meningkat dan bahan baku minyak sayur, susu, dan sereal meningkat harganya, tentunya akan meningkatkan biaya produksi.   
  4. Harga konsumen meningkat 0,13 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sehingga inflasi tahunan menurun menjadi 3,72 persen. Meskipun inflasi semakin melambat pada kuartal lterakhir 2017, namun bank Indonesia  tidak akan mengubah suku bunga
  5.      Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menerbitkan kenaikan peringkat pada default rating PT Wika Karya Tbk (WIKA) menjadi BB dan rating jangka panjang menjadi AA. Kedua peringkat tersebut merupakan outlook yang stabil
  6.    PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) akan semakin memperkuat posisi di bisnis minuman setelah menerima rencana Asahi Group Holdings yang akan melepas seluruh kepemilikan di dua perusahaan. 
  7.    PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) mengumumkan pendirian anak perusahaan baru bernama PT Finansial Integrasi Teknologi yang bergerak di bidang layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi. 
  8.    Pada bulan september inflasi menurun lagi hingga mencapai 3,72 %, ini mengakabitkan pasar menyorot akan hal inflasi ini, sehingga untuk kemarin bulan september IHSG cenderung merosot, tapi untuk oktober IHSG mulai naik bahkan menyentuh harga tertinggi sepanjang masa, itu di karenakan keberhasilan dalam mengelola atau mengendalikan harga makanan ini didukung oleh musim hujan yang akan membantu terjadi masa panen ketiga menjelang akhir tahun. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebagai penyumbang inflasi terbesar pada September 2017 dengan andil 0,08 persen.
  9.      HPE (Harga Patokan Ekspor) pada oktober 2017 mengalami kenaikan, kenaikan ini di akibatkan harga di dunia yang sedang fluktuatif, produk pertambangan mengalami kenaikan, namun produk yang lain seperti konsetrat besi, konsetrat besi laterit, dan konsetrat pasir besi mengalami penurunan. Ini sangat menarik untuk menengok sektor pertambangan, dimana terbukti di hari selasa, 3 oktober 2017 sektor penyumbang terdepan dalam IHSG adalah sektor pertambangan
  10.    Pemerintah memperketat perijinan investasi pembangunan pabrik semen baru dimana itu akan menjadi kabar  bagus untuk emiten seperti SMGR dan INTP. Langkah pemerintah ini dikarenakan semakin maraknya pendirian pabrik semen yang ilegal dan sangat mencemari lingkungan serta merusak kualitas udara di sekitar pabrik tersebut.
  11. Harga batu bara naik 2,13%, US$ 92.30/ton menjadi US$ 93.99/ton.
  12.   Adanya kenaikan insentif pajak pada perusahaan batu bara. Hal ini menjadi sentimen jangka panjang yang sangat positif karena akan mengurangi biaya dana produksi pada emiten-emiten di sektor mining  Sentimen Negatif 
    1.      Badai harvey dan Irma berdampak pada penurunan sejumlah pekerjaan di AS bulan September. Pekerjaan sulit dijabarkan dan reaksi pasar dapat dibatasi terlepas dari seberapa kuat atau lemah hasilnya. 90 ribu pekerjaan baru di AS pada September, turun dari Agustus 156 ribu. Hal ini akan menaikkan ekspektasi the fed untuk menaikkan suku bunga di bulan Desember. Hal ini merupakan sentimen negatif. Kenaikan suku bunga teh Fed menyebabkan investor akan beralih ke dollar AS dan mengurangi jumlah investor dalam negeri. Hal ini juga menyebabkan rendahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar, dan juga akan meningkatkan mata uang dolar AS secara signifikan.
    2.      Harga pangan dunia mengalami sedikit peningkatan harga pada September ini. Pendorong kenaikan ini adalah valuasi yang lebih tinggi pada sektor minyak nabati dan susu. Laporan dari FAO food and agriculture organization mengatakan harga minyak dunia sayur dan susu berada di belakang kenaikan harga pangan dari seluruh indeks. Harga pangan berada di posisi 178,4 di september naik 1,4 point atau 0,8% dari bulan Agustus. Indeks harga pangan FAO mengukur perubahan harga bulanan untuk bahan pangan seperti sereal, minyak sayur, susu, daging dan gula. Tambahan dari FAO bahwa produksi sereal global akan menjadi 2,61 miliyar per ton pada musim 2017 sampai 2018, meningkat di atas rekor tahun lalu 750 juta per ton.
    Hal ini merupakan sentimen positif bagi perusahaan pangan tersebut, para investor akan memasukkan dananya karena harga saham meningkat khususnya pada produksi minyak sayur, susu serta sereal. Namun demikian jika harga pangan naik maka akan menaikkan inflasi dan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar dan akan meningkatkan suku bunga. Hal ini merupakan sentimen negatif bagi kebanyakan perusahaan karena beban pelunasan kredit meningkat dan bahan baku minyak sayur, susu, dan sereal meningkat harganya, tentunya akan meningkatkan biaya produksi.
    3.      Harga emas mengalami penurunan sembari para investor menunggu the Fed memangkas suku bunga. Untuk kontrak pada Desember, emas menurun USD3,6 atau 0,3% dan menetap di harga USD 1.273. saham emas pun turun 0,14% pada transaksi Kamis kemarin. Sedangkan harga perak untuk Desember menurun 1,4 sen atau di bawah 0,1% yakni USD16.638 dan saham perak naik 0,2%. Penurunan harga emas disebabkan karena ketatnya kebijakan moneter. Harga emas yang menurun merupakan sentimen negatif bagi perusahaan penambang emas. Pada saham ANTM misal mengalami penurunan pada Kamis kemarin. Dengan penurunan ini juga menyebabkan sektor pertambangan juga terkena imbasnya.
    4.      Kenaikan harga Solar diprediksi sekitar Rp 300 sampai Rp 500 per liter. Namun, Wirat enggan memprediksi besaranharga Premium yang akan turun. "Kan harus tunggu tanggal 25 bulan ini dihitung totalnya jadi berapa, ”Sebagai Informasi, harga Premium turun per 1 April 2016 sampai bulan ini menjadi sebesar Rp 6.450 per liter dan di daerah sekitar Rp 6.550. Sedangkan harga Bio Solar Rp 5.150 per liter dan Minyak Tanah Rp 2.500 per liter.
    5.      BPK temukan potensi kerugian Rp 6 Triliun dalam kontrak Freeport. 
    6.   Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) mencapai level terendah dalam 10 bulan terakhir. Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai tukar rupiah pada Selasa (3/10) terdepresiasi 83 poin atau 0.62% menjadi IDR13,582 per dollar AS dibanding sehari sebelumnya. 
    Pasar utang menarik untuk di tengok karena dengan pendapatan yang tetap, Prospek pasar surat utang di tahun 2018 masih menarik, didukung oleh terkendalinya laju inflasi serta suku bunga rendah. Namun demikian, ancaman dari faktor eksternal berupa kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika serta normalisasi kebijakan Bank Sentral Eropa akan mempengaruhi kinerja pasar surat utang di tahun 2018. 
    8.      Pelaku pasar khawatir terhadap kenaikan suku bunga The Fed yang diperkirakan akan naik sekitar 50%-75% setelah di rapat sebelumnya memutuskan menahan suku bunga acuan. Hal ini juga didukung oleh pernyatan Direktur The Fed, Janet Yellen yang cenderung hawkish.


                                                                                                                             Tiansa_team



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]