Harga Komoditas Emas dan Harga Minyak Dunia (WTI) Akibat Ketegangan Konflik di Timur Tengah
Pada 2 Oktober 2024 lalu, terjadi kenaikan harga minyak dunia sebesar lebih dari 3% akibat peluncuran rudal oleh Iran ke Israel. Akibatnya, pasar merespon melalui lonjakan harga oleh para emiten minyak bumi. Kemudian pada Kamis 3 Oktober 2024, harga minyak dunia melonjak hingga lebih dari 5% akibat kekhawatiran pasar akan terganggunya pasokan minyak global akibat meluasnya konflik di Timur Tengah. Kekhawatiran tersebut semakin ditingkatkan oleh potensi serangan Israel terhadap infrastruktur minyak Iran, yang dapat memicu terjadinya eskalasi konflik lebih lanjut. Hal ini seiring dengan pernyataan Joe Biden, Presiden AS, terkait dukungannya terhadap Israel untuk menyerang fasilitas minyak Iran, beliau menyatakan bahwa pihaknya tengah membahas hal tersebut. Harga minyak pada bulan Oktober 2024 menunjukkan tren fluktuatif, harga minyak mentah WTI per tanggal 18 Oktober 2024 berkisar di angka $68,69 per-barel, turun sebesar 2,00% dibanding hari sebelumnya yakni $70,09 serta meskipun terdapat sedikit penurunan harga dari bulan sebelumnya yakni $69,88 pada 18 September 2024, harga minyak dunia tetap berada pada level yang cukup tinggi di tengah ketidakpastian pasar global dan pertumbuhan ekonomi yang lambat.
Sementara itu, harga emas melesat hingga menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada Kamis, 17 Oktober 2024. “Pada kondisi saat ini, emas memiliki peluang besar untuk terus melanjutkan kenaikannya dengan target mencapai US$ 2.750 dalam waktu dekat. Namun, jika terjadi pembalikan arah (reversal), harga dapat terkoreksi dan turun ke level US$ 2.715 sebagai target penurunan terdekatnya,” jelas Andy Nugraha , seorang Analis Dupoin Indonesia pada Selasa, 22 Oktober 2024. Beliau menambahkan, faktor utama yang mempengaruhi kenaikan harga emas saat ini adalah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Situasi semakin memanas setelah Israel meningkatkan serangan udaranya di Beirut, menghancurkan target ekonomi yang diduga terkait dengan pendanaan untuk Hizbullah. Aksi militer ini terjadi setelah sebuah bom yang diduga berasal dari pesawat nirawak Iran meledak di dekat kediaman pribadi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Akibat dari insiden ini, Israel diperkirakan segera mempersiapkan kemungkinan serangan balasan terhadap Iran, memicu kekhawatiran eskalasi konflik lebih lanjut di kawasan tersebut. Kondisi ini mendorong investor beralih ke aset safe haven (investasi yang nilainya bisa bertahan, terutama ketika nilai instrumen investasi lain sedang jatuh atau turun. Aset ini biasanya memiliki risiko yang lebih rendah dan tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi yang bergejolak), sementara pelonggaran kebijakan moneter terus menjaga harga emas tetap tinggi. Seiring dengan meningkatnya ketegangan politik di wilayah tersebut, para investor akan mencari aset alternatif yang dinilai lebih aman, seperti emas. Sehingga mendorong terjadinya kenaikan jumlah permintaan dan harga.
Oleh: Felsa Naqiba H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar