news
Peluncuran Rudal ICBM Korut Khawatirkan Investor
ANALISISA EKONOMI
1 Desember 2017
1.
Peluncuran Rudal ICBM Korut Khawatirkan Investor
Korea Utara menembakkan
rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-15 pada pukul 02.48, Rabu 29 November
2017. Pihak Pyongyang mengklaim, itu adalah rudal terdahsyat yang mereka
miliki. Lebih kuat dan bisa dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir besar.
Rudal Hwasong-15 mencapai ketinggian 4.475 kilometer, terbang sejauh 950
kilometer dalam waktu 53 menit, sebelum akhirnya jatuh di titik 250 kilometer
dari pantai timur Jepang.
David
Wright, direktur program keamanan global untuk firma analis nonprofit Union of
Concerned Scientist menyebut, "Rudal semacam itu akan memiliki jarak yang
lebih dari cukup untuk mencapai Washington DC. Bahkan, sebenarnya mampu
mencapai sebagian besar daratan Amerika Serikat."
Uji coba
rudal terbaru Korut memicu kecaman dunia. Korea Selatan bahkan langsung
merespons dengan meluncurkan salah satu rudal balistiknya. Ancaman rudal
Korut semakin nyata dampaknya bagi Amerika Serikat. Dengan meluncurkan rudal,
Korut tak hanya menantang AS, tapi juga memalingkan muka dari China dan Rusia,
para sekutunya yang juga mendukung proposal damai.
Ancaman
perang antara Korut, Korsel, Amerika Serikat ini tentu sangat mengganggu
stabilitas ekonomi tidak hanya di semenanjung Korea, namun juga semua negara
yang terjangkau dampak dari rudal Korut tersebut. Para Investor asing semakin
mencermati situasi politik yang semakin memanas ini, mereka khawatir akan dana yang mereka
investasikan di negara – negara yang
terlibat perang tersebut, seperti
Jepang, Korea Selatan, Rusia, China, dan Amerika Serikat. Langkah yang mereka
tempuh untuk mengamankan dana mereka adalah seperti menginvestasikannya pada
komoditi safe haven seperti emas dan
yen. Dengan berinvestasi pada komoditi tersebut maka diharapkan semisal jika
perang meletus, mereka tidak khawatir perusahaan yang mereka investasikan
terdampak buruk oleh perang nantinya. Dan hal ini tentu adalah seb ah sentimen
negatif bagi pasar modal Asia, termasuk Indonesia.
By: Invesment_team
Tidak ada komentar:
Posting Komentar