Pada awal tahun 2025, IHSG mengalami penurunan signifikan, menembus level support 7000 dan mencapai angka 6.990,84. Penurunan ini dipicu oleh aksi jual besar-besaran dari investor, terutama di sektor perbankan, yang membuat pasar semakin tertekan.
Namun, situasi mulai berubah ketika Bank Indonesia (BI) mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%. Keputusan ini memberikan angin segar bagi pasar, terutama bagi sektor perbankan. Pemangkasan suku bunga ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya tarik investasi di pasar saham, khususnya bagi saham-saham bank besar yang sebelumnya tertekan.
Setelah pengumuman tersebut, saham-saham bank raksasa di Indonesia menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan performa yang mengesankan. Investor kembali berbondong-bondong membeli saham-saham ini, mendorong IHSG untuk melambung kembali ke level 7.079,56 mencatatkan kenaikan sebesar 1,77%. Dengan pemangkasan suku bunga ini, diharapkan akan ada peningkatan minat investasi di pasar saham, dan investor diharapkan kembali percaya diri untuk berinvestasi di sektor perbankan serta saham lainnya.
Kenaikan IHSG ini mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek ekonomi ke depan. Dengan suku bunga yang lebih rendah, diharapkan akan ada peningkatan dalam pinjaman dan investasi, yang pada gilirannya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.
Gubernur bank indonesia Bapak Perry Warjiyo mengatakan “Bank indonesia menurunkan BI-Rate menjadi 5,75% sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program-program Asta Cita, dengan tetap mencermati dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan nasional.”
Meskipun IHSG sempat tertekan, langkah BI dalam memangkas suku bunga menunjukkan komitmen untuk mendukung perekonomian. Investor kini lebih percaya diri, dan ini menjadi momentum bagi pasar untuk kembali bergerak positif.
Oleh : Mega Izzatus Shima Putri Ripda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar