Investasi
memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup kita. Pada masa kini,
menabung saja tidak cukup, apalagi dengan bunga tabungan yang masih jauh di
bawah inflasi tahunan sehingga nilai uang anda akan semakin tergerus dari tahun
ke tahun.
Sebagai contoh, jika anda punya Rp 100 juta tersimpan dengan aman di sebuah bank dengan bunga tahunan 5%. Maka, dalam satu tahun anda akan punya Rp 105 juta. Jumlah tersebut memang bertambah, namun sebenarnya secara nilai turun.
Dengan adanya inflasi, yang rata-rata biasanya sekitar 6% per tahun, maka jika satu tahun lalu dengan uang Rp 100 juta anda bisa membeli mobil, tahun ini harga mobil itu menjadi Rp 106 juta. Uang yang anda simpan dalam satu tahun itu malah tidak cukup untuk membeli mobil, bahkan dengan bunga yang diberikan bank.
Untuk menghindari hal itu terjadi, anda butuh investasi. Tempatnya bisa di mana saja, saham, obligasi, properti atua reksa dana. Satu yang terakhir ini adalah cara investasi yang tidak membutuhkan banyak uang, tapi dengan imbal hasil yang cukup tinggi.
Dengan berinvestasi di reksa dana, dalam jangka panjang uang akan menghasilkan nilai yang lebih tinggi dari inflasi. Reksa Dana adalah pilihan bagi calon investor yang tidak memiliki dana besar, kurang memiliki waktu dan akses informasi dan ingin memiliki portofolio yang terdiversifikasi.
Bagaimana berinvestasi reksa dana dengan aman? Berikut tips-tips untuk investor pemula yang diberikan oleh Senior Financial Planner Akbar's Financial Check-Up, Lisa Soemarto seperti yang dikatakannya dalam acara peluncuran bukunya "Meraih masa depan dengan Reksa Dana" di Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (26/11/2011).
1. Konsultasikan dulu dengan Financial Planner (Perencana Keuangan)
Sebagai contoh, jika anda punya Rp 100 juta tersimpan dengan aman di sebuah bank dengan bunga tahunan 5%. Maka, dalam satu tahun anda akan punya Rp 105 juta. Jumlah tersebut memang bertambah, namun sebenarnya secara nilai turun.
Dengan adanya inflasi, yang rata-rata biasanya sekitar 6% per tahun, maka jika satu tahun lalu dengan uang Rp 100 juta anda bisa membeli mobil, tahun ini harga mobil itu menjadi Rp 106 juta. Uang yang anda simpan dalam satu tahun itu malah tidak cukup untuk membeli mobil, bahkan dengan bunga yang diberikan bank.
Untuk menghindari hal itu terjadi, anda butuh investasi. Tempatnya bisa di mana saja, saham, obligasi, properti atua reksa dana. Satu yang terakhir ini adalah cara investasi yang tidak membutuhkan banyak uang, tapi dengan imbal hasil yang cukup tinggi.
Dengan berinvestasi di reksa dana, dalam jangka panjang uang akan menghasilkan nilai yang lebih tinggi dari inflasi. Reksa Dana adalah pilihan bagi calon investor yang tidak memiliki dana besar, kurang memiliki waktu dan akses informasi dan ingin memiliki portofolio yang terdiversifikasi.
Bagaimana berinvestasi reksa dana dengan aman? Berikut tips-tips untuk investor pemula yang diberikan oleh Senior Financial Planner Akbar's Financial Check-Up, Lisa Soemarto seperti yang dikatakannya dalam acara peluncuran bukunya "Meraih masa depan dengan Reksa Dana" di Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (26/11/2011).
1. Konsultasikan dulu dengan Financial Planner (Perencana Keuangan)
Ada plus minusnya kalau
kita langsung ke agen penjual reksa dana, karena tentunya yang dijual adalah
terbatas. Memang baiknya konsultasi dengan financial planner karena profesi ini
adalah independen. Jadi bisa langsung direkomendasikan produknya, terus
kemudian kita akan lebih percaya diri berinvestasi.
2. Tentukan jenis reksa dana berdasarkan tujuan keuangan
Menetapkan kegunaan dana yang di investasikan pada Reksa Dana. Apakah dana tersebut untuk keperluan pembelian aset, untuk dana pendidikan anak, untuk dana pensiun atau untuk suatu keperluan lain dimasa yang akan datang.
3. Tetapkan kebutuhan investasi berdasarkan jangka waktu
Menetapkan jangka waktu kapan dana tersebut akan digunakan. Dengan demikian investor dapat menetapkan jenis Reksa Dana yang akan dibeli sesuai dengan jangka waktunya. Tidak semua Reksa Dana sesuai dengan tujuan-tujuan investasi.
4. Kenali profil risiko
Jenis Reksa Dana yang diambil juga disesuaikan dengan profil risiko investor. Hal ini akan menentukan alokasi besarnya masinh-masing jenis Reksa Dana yang harus dibeli yang disesuaikan antara profil risiko investor dan profil risiko jenis Reksa Dana
2. Tentukan jenis reksa dana berdasarkan tujuan keuangan
Menetapkan kegunaan dana yang di investasikan pada Reksa Dana. Apakah dana tersebut untuk keperluan pembelian aset, untuk dana pendidikan anak, untuk dana pensiun atau untuk suatu keperluan lain dimasa yang akan datang.
3. Tetapkan kebutuhan investasi berdasarkan jangka waktu
Menetapkan jangka waktu kapan dana tersebut akan digunakan. Dengan demikian investor dapat menetapkan jenis Reksa Dana yang akan dibeli sesuai dengan jangka waktunya. Tidak semua Reksa Dana sesuai dengan tujuan-tujuan investasi.
4. Kenali profil risiko
Jenis Reksa Dana yang diambil juga disesuaikan dengan profil risiko investor. Hal ini akan menentukan alokasi besarnya masinh-masing jenis Reksa Dana yang harus dibeli yang disesuaikan antara profil risiko investor dan profil risiko jenis Reksa Dana
5. Pilih
Manajer Investasi
Latar belakang Manajer Investasi dapat dibaca dalam prospekstus Reksa Dana. Pilihlah Manajer Investasi yang sudah mempunyai pengalaman dalam mengelola beberapa Reksa Dana.
Berikut pedoman-pedoman yang bisa anda lakukan dalam memilih Manajer Investasi:
Latar belakang Manajer Investasi dapat dibaca dalam prospekstus Reksa Dana. Pilihlah Manajer Investasi yang sudah mempunyai pengalaman dalam mengelola beberapa Reksa Dana.
Berikut pedoman-pedoman yang bisa anda lakukan dalam memilih Manajer Investasi:
- Pilih yang sudah punya nama
besar
- Periksa Fund Fact Sheet, jika
memperlihatkan performance yang bagus yaitu return (hasil investasi sejak
diterbitkan) lebih tinggi dari tingkat suku bunga dan tingkat inflasi.
Contohnya Reksa Dana A 'return' sejak diterbitkan tahun 2006 adalah 100%.
Maka 'return' Reksa Dana per tahun adalah 100% : 5 tahun = 20%. Diatas 20%
sudah bagus.
- Pilih yang sudah punya website
karena kita bisa download Fund Fact Sheetnya dan ada auto debit tiap
bulan.
- Periksa apakah Manajer
Investasi pernah mempunyai masalah di pasar modal
- Periksa berapa besar dana yang
dikelola oleh Manajer Investasi tersebut.
Selamat berinvestasi.
Sumber : finance.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar