tips
Analisa Teknikal
·
Moving
Average (MA) Moving average
(MA) atau rata-rata bergerak adalah salah satu dari sekian banyak metode
analisa harga saham yang sering digunakan dalam analisis teknikal saham. Moving
average (MA) adalah rata-rata harga saham selama periode waktu yang telah lalu
dan kemudian diplot ke dalam grafik beserta harga saham aktual di pasar saat
itu. MA yang berasal dari rata-rata harga saham selama lima hari perdagangan,
contohnya, ditulis sebagai MA-5. MA yang berasl dari rata-rata harga selama 15
hari ditulis sebagai MA-15. Jadi moving average menyatakan rata-rata harga
saham tersebut akan dihitung lagi seiring dengan berjalannya waktu. Data harga
yang digunakan biasanya adalah harga penutupan (closing price). Buatlah
sebuah grafik bersumbu X (horizontal) dan Y (vertical). Sumbu X melambangkan
hari (tanggal) da sumbu Y melambangkan harga. Kemudian hitunglah rata-rata
harga saham selama 10 hari kebelakang, termasuk hari ini (MA-10). Hubungkanlah
titik-titik dari harga rata-rata tersebut dalam garis MA. Bersamaan dengan itu,
sambungkan pula titik-titik harga penutupan saham (harga aktual) setiap harinya
pada grafik yang sama sampai jangka waktu yang Anda kehendaki. Lama-lama akan
terbentuk 2 buah kurva yaitu kurva MA dan kurva aktual. Cara menganalisanya
adalah jika kurva aktual menembus kurva MA dari bawah ke atas dengan volume
perdagangan yang cukup tinggi, hal tersebut memberi sinyal saat yang tepat
untuk membeli saham. Sebaliknya jika kurva aktual
menembus kurva MA dengan volume perdagangan tingg dari atas ke bawah, hal
tersebut memberi sinyal untuk jual. Pergerakan harga saham berupa kenaikan
harga diikuti dengan volume perdagangan yang tinggi ditafsirkan sebagai sinyal
pasar akan membaik (bullish). Sedangkan perubahan harga berupa penurunan harga
yang diikuti volume perdagangan yang tinggi ditafsirkan sebagai sinyal pasar
akan memburuk (bearish).
·
Double
Top dan Double Bottom Metode
analisa teknikal saham berikutnya adalah metode double top dan double bottom.
Double Top, pola ini terbentuk ketika ada perubahan harga saham berupa kenaikan
sampai pada level tertentu, lalu turun dan kemudian naik lagi (dengan volume
perdagangan lebih kecil) menyamai level harga tertinggi sebelumnya dan kemudian
menurun lagi. Jika kejadian tersebut berulang sekali lagi, maka akan terbentuk
kurva yang memiliki dua puncak kembar (seperti huruf M). Pola dari analisa
harga saham ini menunjukan bahwa pasar telah dua kali gagal mencoba menembus
batas harga atas (tertinggi) tersebut. Jika harga kemudian menurun sampai
menembus tingkat harga terendah sebelumnya (sebelum puncak yang kedua), itu
mengindikasikan tren pergerakan harga saham akan terus menurun. Pola double top
ini memberikan sinyal untuk segera melakukan aksi jual. Kebalikan dari pola
Double Top yaitu pola double bottom (seperti huruf W). Dengan logika yang sama,
pola ini memberikan sinyal untuk melakukan aksi beli karena diperkirakan harga
akan terus meningkat.
·
Triangle Metode
analisa teknikal saham triangle (pola kurva segitiga) dibagi menjadi dua, yaitu
Ascending Triangle (segitiga menaik) dan Descending Triangle (segitiga
menurun). Descending Triangle terbentuk jika ada beberapa lembah yang sama rendah
dengan beberapa puncak yang semakin menurun. Dengan kata lain, terjadi
perubahan harga saham antara garis batas bawah yang horizontal dengan garis
batas yang mempunyai kemiringan menurun. Jika harga menembus garis batas bawah
disertai dengan peningkatan volume perdagangan, ini memberi sinyal untuk
melakukan aksi jual karena analisa harga saham tersebut diperkirakan harga akan
terus menurun. Sementara
Ascending Triangle terbentuk jika pergerakan harga saham mengikuti pola yang
berkebalikan dengan Descending Triangle. Pola ini memberikan sinyal untuk
melakukan aksi beli saham karena diperkirakan harga akan terus menaik.
·
Head
& Shoulder Analisis
teknikal saham Head & Shoulder memberikan sinyal untuk jual karena
diperkirakan harga akan terus menurun. Garis leher (neckline) digambarkan
dengan menarik garis lurus dari bagian paling bawah kedua bahu untuk
mendapatkan suatu sinyal kapan aksi jual dilakukan. Jika dari analisa harga
saham, pergerakan harga saham (bahu kanan) menembus garis leher dari atas ke
bawah (piercing the neckline), inilah sinyal untuk segera menjual saham untuk
mengurangi kerugian (cut loss). Head
& shoulder dapat terjadi secara terbalik (Inverse Head & Shoulder), dua
bahu dan kepala mengarah kebawah. Garis leher terbentuk dengan menarik garis
lurus diatas kedua bahu. Jika pola itu terbentuk dan kurva harga dibahu kedua
(bahu kanan) menembus garis leher dari bawah keatas, maka itu adalah sinyal
untuk beli karena ada kecenderungan perubahan harga saham di mana harga bakal
terus naik. Bentuk dan ukuran Head & Shoulder maupun Inverse Head &
Shoulder ini dapat bervariasi, kurva ini bisa dalam jangka waktu yang pendek
dan panjang, bisa mendatar atau memiliki kemiringan tertentu.
·
Support
Level & Resistance Level Pada analisa teknikal saham support level and resistance
level ini, harga dikatakan berada pada support level (SL) jika harga tersebut
berada pada level terendah dan pada level tersebut pergerakan harga saham
berupa penurunan sangat sukar terjadi. Umumnya SL terbentuk setelah suatu saham
mengalami kenaikan harga yang besar dan kemudian mengalami penurunan karena
adanya aksi ambil untung (profit taking) dari para investor. Sementara, harga
saham dikatakan berada pada resistance level (RL) jika harga berada pada level
tertinggi dan pada level tersebut harga sangat sukar untuk naik. Sebuah RL
cenderung akan terbentuk setelah suatu saham mengalami penurunan yang cukup
signifikan dari harga sebelumnya. SL dan RL dapat diterjadi saat harga sedang
dalam tren naik (uptrend), mendatar (sideway) atau turun (downtrend). Untuk
mendapatkan keuntungan Anda dapat menggunakan prinsip beli murah, jual mahal
(buy low sell high). Jadi, dengan analisa harga saham yang tepat, Anda harus
membeli saham pada saat harga berada pada SL dan menjual saham pada saat harga diperkirakan
berada pada RL. Tentu saja keuntungan yang diperoleh tidaklah bertahan lama.
Makin banyak orang mengetahui adanya SL dan RL pada suatu saham dan
memanfaatkannya, pola ini akan hancur dengan sendirinya. Kunci dalam
menggunakan metode analisa teknikal saham ini adalah kecepatan memperoleh
informasi. Orang yang pertama tahu adanya SL dan RL inilah yang punya potensi
cukup besar untuk memetik keuntungan, sementara yang belakangan hanya kebagian
sisanya saja, atau malah rugi karena sebenarnya RL dan SL-nya sudah berubah
lagi. Para ahli meyakini bahwa jika SL ditembus, maka biasanya SL tersebut akan
menjadi RL yang baru. Begitu pula jika RL yang ditembus maka RL tersebut
menjadi SL yang baru. Semakin besar volume perdagangan yang terjadi akan
semakin memperkuat posisi SL dan RL yang terjadi.
Demikianlah beberapa contoh metode analisa teknikal saham
yang sederhana, masih banyak lagi metode lain yang menganalisa perubahan harga
saham yang lebih rumit dengan banyak parameter yang disertakan. Umumnya para
analis menggunakan beberapa metode sekaligus agar hasil analisa harga saham dan
keputusan investasi yang diambil lebih akurat. Ada banyak aplikasi komputer
untuk menghitung rumus analisis teknikal saham yang semakin canggih, Anda hanya
tinggal menginput database harga saham yang Anda kehendaki dan beberapa metode
berbentuk grafik pergerakan harga saham siap dianalisa. Selamat Menganalisa…
Sumber : belajarinvestasi.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar